Wednesday, April 8, 2009

if i could tell you

Aku...
Menunggu mu di sudut ini sejak berbulan-bulan yang lalu, sejak kau meminta aku untuk melakukannya untuk mu.
Ikhlas dan dengan kesadaran penuh aku melakukannya untuk mu, untuk kita dan untuk setiap mimpi-mimpi yang kita rajut bersama.
Mungkin aku bodoh, membiarkan diriku bermimpi bersama mu.. menyembunyikan titik kesadaran ku pada pengharapan bahwa mimpi kita akan nyata pada saatnya.
Tapi aku melakukannya karena aku mengasihinya teramat sangat...

Aku...
Tersentak sesaat ketika kau hempaskan aku pada jurang kesakitan itu saat kau sadarkan aku sejenak dari mimpi kita ketika kau pulang.
Kepulangan mu pada kehidupan nyata mu, kepulangan mu dari mimpi-mimpi indah kita, kepulangan mu pada apa yang memang seharusnya kau lakukan..
Menyakitkan ku, Melukai ku, menghabisi ku, mengembalikan ku pada ruang kehidupan nyata ku.. bahwa aku hanya seseorang yang sedang bermimpi terlalu indah..
Dan perih ini membawa ku kembali pulang pada hari-hari pahit ku tanpa mu
tapi aku melakukannya karena aku menginginkannya teramat sangat..

Aku..
Hanya sesaat memakimu, mencacimu dalam amarah buta ku karena sekejap setelahnya maaf ku menghapus semua jejak kecewaku.
Dan aku kembali tenggelam dalam mimpi-mimpi yang kau tawarkan padaku dengan kesadaran penuh ku.
Lalu aku kembali tenggelam pada pengharapan bahwa kau memang sungguh-sungguh menginginkan aku dalam sisa hidup mu.
Membuat ku yakin bahwa kau akan melakukan apapun untuk bisa hidup bersama ku
Ya aku percaya kau akan melakukannya untuk ku, untuk kita... meski aku tau aku masih juga bermimpi...
Tapi aku melakukannya karena aku mencintainya teramat sangat...

Lalu...
bermalam-malam aku bersujud pada Tuhan kita, sekedar memohon kemurahan-Nya untuk menuntun ku pada sebuah kebenaran.
Karena aku tidak ingin menyeret mu pada jurang kekhilafan, aku hanya ingin yang terbaik bagi mu.
Dan aku meminta, "Tuhan.. jika memang kebersamaan kami adalah ridho-Mu maka buka kan jalan yang sedang diusahakannya, dan jika kehendak kami untuk menyatukan rasa kami pada ikatan yang sakral bukanlah kehendak yang Engkau ridhoi maka tutup kan jalan yang sedang diusahakannya.. Tolong berikan tanda yang nyata Tuhan karena aku sering bodoh memaknai tanda yang Kau berikan"
Lalu aku menunggu bermalam-malam untuk mendengar jawaban Tuhan kita
Masih terus aku berharap meski berulang kali kau kabar kan bahwa apa yang diusahakan hanya bertumpu pada semangat dan do'a karena kau yakin kau akan gagal, namun aku terus menunggu Tuhan menjawabnya meski aku gelisah..
Tapi aku melakukannya karena aku menyayangimu teramat sangat..

Dan hari ini..
Tuhan menjawabnya, meski aku masih pada kebimbangan apakah ini jawaban Tuhan atau kebetulan belaka...
Tuhan membuka jalan atas apa yang kau usahakan, memasukan mu pada dimensi yang kau dambakan..
Yang semestinya itu berarti Tuhan menginginkan kita bersatu jika memang ini jawaban atas sujud-sujud malam ku.
Namun aku meragu karena sepertinya kali ini kau juga ingin pulang pada kehidupan nyatamu..
Mungkin aku berprasangka, mungkin ini ketakukan tak beralasan ku, mungkin ini kegelisahan ku..
Tapi aku melakukannya karena aku merindukan mu teramat sangat...

Kasih..
Bila pun harus aku berhenti bermimpi, jika pun harus aku berhenti berharap, meski pun harus ku berhenti berdo'a untuk kita..
Aku tetap di sini.. pada diam ku, dalam hening ku.. dalam do'a-do'a panjang ku untuk kebahagiaan mu pada hidup nyata mu.
Meski harus aku terdiam dalam pedih panjang di sisa hidup ku, mengubur satu-persatu mimpi kita pada sang waktu.

Karena aku mengasihi mu, menginginkan mu, mencintai mu, merindukan mu, menyayangimu teramat sangat.
Dan butuh waktu sepanjang sisa umur hidup ku untuk melupakan mu....

7 komentar:

Erik84916 08 April, 2009 20:40  

Hemm, memutuskan suatu tindakan memang mesti didasari atas suatu keyakinan, jangan ada keraguan saat telah memilih sesuatu. Jika masih ragu, jangan lakukan (urungkan).

Pondokku

sibaong 08 April, 2009 23:10  

Semoga.......berita yang hari ini kamu terima adalah suatu Ridho dari Allah, bukan hanya sebuah kebetulan.
Andaikan kalian bersatu,ku harap untuk selamanya
Andaikan tidak jadi bersatu..........maka janganlah ada dendam di hatimu, walupunku tahu echi hanya manusia biasa yang punya amarah
Keinginanku.............netral mode : on

Girl Swim 09 April, 2009 00:18  

sebuah keputusan merupakan sebuah sikap, baik itu keputusan untuk berserah kepada tuhan

de asmara 09 April, 2009 11:22  

saat meminta jawaban dari Tuhan, pasrahin diri sepasrah2nya. jgn lebih condong berharap dijawab A atau B. kalo udah gitu, insyaAllah hati kita akan bener2 terbuka utk 'membaca' jawaban2 dariNya yg sesungguhnya bertebaran dimana2...

bagus pras 09 April, 2009 22:46  

bermimpilah kembali...dengan angan dan harapan yang berbeda..dengan tetap berdoa pada Tuhan...

Anandianta 15 April, 2009 00:42  

cukup dalam hitungan 1, 2, 3 tahun untuk melupakan perih yg ada. Tak perlu sepanjang hidup berusaha melupakan karena semakin berusaha akan semakin susah melupakan. Biarkan diriMu mengalir bersama waktu karena suatu saat pasti akan menemukan penggantiNa ^_^

Echi 15 April, 2009 07:34  

@all..
tidak ingin meninggalkannya apalagi melupakannya karena aku tau aku ga akan sanggup.
Tapi bila memang meninggalkanku adalah bahagianya, damainya.. pergilah.. aku disini.

Post a Comment

Mangga kalo mau komentar 'ndak perlu bimbang atau ragu.. saya 'ndak akan marah apalagi ngambek kok kalo komentarnya bikin ngamuk sekalipun hehehe..
silahkeun..


Get a playlist! Standalone player Get Ringtones

dongeng hidup Blog re-Design by Cebong Ipiet © 2008|Support by Mobil Keluarga Terbaik Indonesia

Back to TOP