Wednesday, December 9, 2009

P O L I G A M I -JILID II

Mataku seringkali merabun, telingaku lebih sering lagi mendesing membaca dan mendengar ungkapan-ungkapan di sekitar yang entah apalah maksudnya. Mungkin untuk menyelamatkan kaumnya dari kutukan duniawi melalui cibiran komunitasnya yang berbasis peradaban, tetapi mereka lupa hukum Allah.

Buat apa pelihara kambingnya kalau bisa beli satenya ? hallooooooo..... bukankah akan lebih berharta jika memelihara kambing satu, dua, tiga atau empat daripada jajan sate eceran dipinggir jalan ataupun di resto paling mewah sekalipun ? kalau memang tidak mampu pelihara kambing yah tunggu sampe musim berqurban tiba kalau hanya sekedar ingin menyicipi sate-sate gratis *lho kok ? hehe... ini loh yang aku heran, banyak orang yang merasa lebih beradab dengan mengadopsi perumpamaan ini.. mereka berpikir dengan menikahi wanita-wanita yang dapat mereka sate itu adalah sebuah kerugian, duh gustiiiiii...... dimana keimanan kalian saudara-saudaraku ?

Kalau bisa naik busway buat apa pakai taksi? fyuh apapula ini ???!!! tidak kah kalian ingin terlihat berkelas dimata Tuhan dengan menumpang taksi silver bird yang akan mengantar kalian langsung ke tujuan daripada kalian menjadi penumpang busway yang harus berhenti di setiap halte hanya demi mengirit rupiah kalian ? apalah artinya pundi-pundi rupiah kalian yang menggembung bila kalian terlambat sampai di tujuan dan Tuhan keburu menutup pintu surganya. Akan lebih baik lagi kalo nyicil motor atau mobil aja biar ga perlu nyimpang-nyimpang atau berhenti di halte-halte, setuju ?

Lalu, ada satu lagi yang teranyar.. mobil saja garasinya cuma satu tapi bisa parkir dimana saja... wedew, itu duit parkirnya plus biaya vallet parking kalo ditabungin bisa buat beli mobil baru sama buat garasinya sekalian loh.. apalagi kalo pake bismillah, yakinlah Allah akan meridhoi niat baik kalian. Bukan kah akan lebih bergengsi dengan dua, tiga atau empat mobil lengkap dengan garasinya masing-masing daripada cuma punya satu mobil yang diparkir didepan rumah karena garasinya kebanjiran atau rusak pintunya hehe...

Inti dari semua perumpamaan-perumpamaan itu semuanya membuat saya miris. Bagaimana saudara-saudara saya seolah menutup mata dari ajaran Allah yang sudah jelas-jelas dibuat untuk menghindarkan mereka dari hal-hal merendahkan kaum perempuan seperti itu hanya demi menjaga nama baiknya pada tatanan sosialnya. Saya mengerti (walaupun dengan terpaksa) bahwa ada banyak aturan peradaban kehidupan manusia yang akan mengutuk para pelaku poligami sedemikian rupa sehingga mereka seolah-olah adalah sampah masyarakat, saya juga mengerti bahwa ada banyak hujatan bagi pelakunya apalagi untuk mereka yang melakukannya tanpa alasan atau dasar dan cara yang baik.

Mari kita belajar sedikit melihat dari sudut pandang kaum terhujat. Bukankah akan lebih baik jika mereka berpoligami dengan alasan yang kadang sulit diterima nalar kita daripada mereka bertualang dari satu halte ke halte lain, dari satu parkiran ke parkiran lainnya atau dari satu kedai sate ke kedai sate lainnya ? dan mari kita belajar memahami, bagaimana mereka melakukannya dengan cara yang kurang baik secara diam-diam dan menyelingkuhi.. itu karena ketakutan mereka terhadap hujatan yang akan dikoleksinya jika mereka melakukannya dengan cara yang baik dan benar tanpa bersembunyi-sembunyi.

Saya tidak sedang membela apalagi berusaha menggiring dan menyarankan untuk berpoligami, sekali lagi saya tegaskan TIDAK !!! saya hanya ingin menyampaikan bahwa saya sebagai perempuan sangat merasa harga diri saya terhinakan ketika perumpamaan-perumpamaan sejenis sate, halte busway atau parkiran mobil itu diungkapkan.. mungkin bagi banyak pria, wanita tidak lebih dari objek seks yang bisa memuaskan mereka kapan saja mereka mau asalkan saku-saku mereka dipenuhi rupiah atau dolar hingga perumpamaan-perumpamaan tersebut menjadi sebuah ungkapan yang dapat dengan mudah mereka jadikan moto hidup sebagai manusia beradab.

Tidak kah kalian berpikir bagaimana jadinya jika sate-sate itu, halte-halte itu atau parkiran-parkiran itu adalah anak-anak perempuanmu yang kalian cintai ? atau adik-adik perempuan terkasihmu ? atau bahkan ibunda terhormatmu ? tidak kah kalian berpikir bahwa itu bukanlah tidak mungkin terjadi pada anak-anak, adik-adik atau ibunda kalian yang merupakan wanita-wanita yang berasal dari kelas terhormat ? karena menjadi sate, halte atau parkiran bukan hanya dapat terjadi pada wanita-wanita berprofesi PSK seperti Mbak Ayu, tapi itu bisa terjadi pada wanita mana saja dari kasta terhormat sekalipun.. karena terkadang kaum saya ini tidak dapat memilih pada pria seperti apa cintanya berlabuh.... jika cintanya berlabuh pada pria-pria beristri, maka pantaskah mereka dijadikan sate, halte atau parkiran ? sudikah tuan-tuan yang terhormat membiarkan ketidakmujuran itu terjadi pada anak-anak yang kalian cintai, adik-adik yang tuan kasihi atau ibunda-ibunda yang kita hormati ?

Marilah belajar menghargai wanita bukan hanya sebagai objek seksual, tapi tolong hargai mereka sebagai tiitipan Allah yang sudah wanti-wanti sekali Allah pesankan untuk tidak disakiti apalagi diperlakukan semena-mena, itu lah sebabnya ajaran poligami Allah tetapkan supaya para wanita dapat memperoleh perlindungan yang halal meskipun jumlah hawa melebihi tiga kali lipat adam. Boleh sependapat atau tidak dengan saya, tetapi kalau boleh saya memohon... berhentilah untuk menggunakan perumpamaan-perumpamaan yang terdengar menyakitkan itu, karena kami bukan sate, halte ataupun parkiran.. jikapun kami bukan manusia, mungkin menjadi kambing, taksi atau garasi akan lebih beradab daripada sekedar menjadi sate, halte atau parkiran.

dan untuk saudari-saudariku seiman, tolong juga berhenti membenarkan bahkan menyarankan lelaki-lelaki di kehidupanmu untuk melakukan kelalaian dengan menyarankan mereka membeli sate daripada memelihara kambing ataupun perumpamaan-perumpamaan lainnya.. jikapun kalian tidak menginginkan dimadu, dipoligami atau diduakan atau apapun lah istilah kalian untuk "penghinaan" poligami terhadap kehormatan kalian, maka tidak juga kalian akan mendapatkan ridho Allah dengan menjadikan lelaki-lelaki di kehidupan kalian merasa benar menjadi penumpang busway, pelanggan kedai sate atau bermain-main di parkiran kotor.

maafkan untuk ketidakberkenanan sebagian pihak terhadap isi tulisan ini, saya hanya berusaha jujur tentang apa yang menjadi pemikiran saya..

5 komentar:

Kabasaran Soultan 09 December, 2009 14:00  

Dahsyat ulasannya ....
Hanya bisa komen ...

LELAKI OH LELAKI

Langkahmu
Lincah
Laksana
leopard
Lelah
Ia mengejarmu

Lidahmu
Lunak
Laksana
Lelembut
Larut
Ia mendengarmu

Lagak gayamu
Lengkap
Laksana
Lakon
Luluh
Ia melihatmu

Lihai rayumu
Lorong panjang
Laksana
Labirin
Linglung
Ia memahamimu

Lika liku
Lelakumu
Laksana
Lipstick
Luput
Ia mengenalmu

Lelaki oh lelaki
Lagi-lagi
Lelakumu
Larakannya

Lupakah engkau
Bukankah ia bundamu ?.
Bukankah ia juga bunda dari anak-anakmu ?..

Erik 09 December, 2009 21:42  

Hemm iya... perumpamaan-perumpaan tersebut memang tidak pantas dan sangat tidak tepat.

Laksamana Embun 09 December, 2009 22:24  

Insyaallah saya gak akan berbuat seprti itu...
Saya akan menikah satu kali, matipun satu kali...

jhoni 10 December, 2009 09:43  

hehehehehe......beberapa teman dikantor juga sering ngomong perumpamaan yang seperti itu, terutama yang soal dagang sate untuk me-legalkan-kan tindakan "jajan" yang dilakukan.......saya si tidak setuju keduanya ya jajannya ya poligaminya.......

jika saya jajan dan istri saya juga jajan saya pasti tidak rela......jika saya berpoligami dan istri saya ikut berpoliandri saya pasti sakit hati......

cerita-bertuah 23 January, 2010 14:30  

ada gk sih wanita yng ikhlas ktika di poligami..

Post a Comment

Mangga kalo mau komentar 'ndak perlu bimbang atau ragu.. saya 'ndak akan marah apalagi ngambek kok kalo komentarnya bikin ngamuk sekalipun hehehe..
silahkeun..


Get a playlist! Standalone player Get Ringtones

dongeng hidup Blog re-Design by Cebong Ipiet © 2008|Support by Mobil Keluarga Terbaik Indonesia

Back to TOP